Sebutan multitalent mungkin memang cocok diberikan kepada Rudy Nugraha Putra a.k.a Rudye. Keluar dari Thirteen beberapa waktu lalu dan menjadi additional keyboards untuk Killing Me Inside. Kini Rudye tengah merintis karirnya sebagai penyanyi solo. Iseng mengupload video-video cover penyanyi asing secara solo maupun bersama temannya dan lagu-lagu yang ia ciptakan sendiri, sekitar tahun 2010 lalu, kini ia jadi lebih mudah banyak dikenal orang banyak. Meski sedang sibuk promo lagu di beberapa radio dan membantu Killing Me Insede mempersiapkan album berikutnya, Rudye masih berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Satria. Berikut ini adalah perbincangan mereka :
- kenapa lo suka mengupload lagu-lagu cover dalam bentuk video?
Awalnya sih iseng doing. Karena ngggak ada kerjaan. Ternyata responnya lumayan bagus dari yang menonton. Jadinya mulai deh mencoba bikin video dengan kualitas bagus seperti covernya ”love the way you lie”. Cuma kerena alatnya minjem, jadi Cuma bisa bikin yang begitu sekali-kali saja hehe
- Sejauh ini seperti apa tanggapan terhadap video-video tersebut?
Ya tanggapan sih bermacam-macam. Mulai dari yang suka banget sampai yang nggak sukapun ya ada. Namanya juga dunia kan selalu ada dua sisi
- ada kesibukan lain selain menjadi additional Killing Me Inside dan jadi penyanyi solo?
Kesibukan lain sih paling bantu-bantu kerjaan om biarpunjarang, karena kebetulan bulan ini lagi promo untuk lagu religi saya itu
- bagaimana awalnya bisa jadi additional keyboards untuk Killling Me Inside?
Awalnya sih waktu Agung mengundurkan diri dari posisi bassist. Gua ditawarin untuk jadi additionalnya. Tapi berhubung gua kurang pas main bass, akhirnya jadi mein keyboard deh (sambil tertawa)
- kalau ada tanggapan-tanggapan yang kurang menyenangkan sejak menjadi additional Killing Me Inside, bagaimana lo mengatasinya?
Sejauh ini sih belum ada, tapi kalau ada yah itu hak mereka menilai sih dan gua sih gak akan melarang mereka berkomentar (sambil tertawa)
- Bagaimana mengatasi pro-kontra yang terjadi sejak lo resign dari Thirteen?
Pro-kontranya sih gak banyak ya. Jadi gua sih adem-adem aja. Sejauh ini kalaupun ada yang menghubung-hubungkan kepergian gua dari Thirteen dengan hal-hal yang menurut gua tidak benar, ya pasti gua coba jelasin ke orang yang bertanya
- Seberapa besar peran Thirteen, band yang sudah membuat lo dikenal orang banyak?
Thirteen sendiri itu berperan sangat besar. Karena waktu itu gua udah hampir berhenti ngeband, tapi tiba-tiba Thirteen tidak disangka malah disukai banyak orang. Jadi hal itu membuat gua semangat lagi bermusik dan belajar musik tentunya
- Sekarang kan lo sudah mulai sering tampil solo, apa yang membuat lo memutuskan untuk menjadi penyanyi solo?
Sebenarnya ini murni dukungan dari teman-teman. Karena awalnya gua kepingin bikin band aja gitu, tapi kata teman-teman ”mending elo solo aja” dan karena yang ngonong sudah banyak, jadi ya gua coba aja dulu (sambil tertawa)
- Sejak kapan lo merencanakan untuk menjadi penyanyi solo? Dan genrenya ke arah apa?
Gak pernah kepikiran tuh jujur aja. Soalnya gua dulu sebenarnya pengen jadi drummer (tertawa). Kalau untuk yang solo ini sih macam-macam, tapi kedepannya mungkin mengarah ke rock dan pop
- dari beberapa lagu yang lo ciptain sendiri ketika masih di Thirteen, seperti love in the air, langit, dan beberapa lagu lainnnya, apakah ada rencana membuat album dalam waktu dekat?
Kalau dalam waktu dekat sepertinya belumsik, tapi kan gak tahu kali aja tahun depan keluar (tertawa), jadi ditnggu saja
- bila nanti ada pro-kontra dalam masalah genre dalam album atau musik lo kedepannya, bagaiman lo akan mengatasinya?
Ya balik ke quote gua, ”music is music and i love all kinds of music”, karena gua suka musik bukan dari genrenya, tapi dari apa yang bisa menyentuh emosi gua saja
- bagaimana pendapat lo dengan adanya pergeseran genre scene musik indie yang pindah ke mainstream?
Gak ada salahnya kok. Karena musik itu selalu berubah-ubah dan berovolusi. Seperti band-band metal diluar yang mengawali karir di dunia indie, kemudian ditarik label-label mainstream besar di Amerika sana. Mungkin yang membedakan cuma persepsi kita tentang mainstream itu sendiri
Itulah perbincangan dengan Rudye yang selalu mendapatakn dukungan dari kakak serta keluarganya dalam berkarir di dunia musik. Mungkin quotenya ”music is music and i love all kinds of music” bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih menghargai setiap karya dari band-band yang ada di Indonesia ini. Semoga kita dapat belajar untuk lebih mencintai musik Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar