Senin, 17 Oktober 2011

Siapa sih @Rudyesic itu.??!


Sebutan multitalent mungkin memang cocok diberikan kepada Rudy Nugraha Putra a.k.a Rudye. Keluar dari Thirteen beberapa waktu lalu dan menjadi additional keyboards untuk Killing Me Inside. Kini Rudye tengah merintis karirnya sebagai penyanyi solo. Iseng mengupload video-video cover penyanyi asing secara solo maupun bersama  temannya dan lagu-lagu yang ia ciptakan sendiri, sekitar tahun 2010 lalu, kini ia jadi lebih mudah banyak dikenal orang banyak. Meski sedang sibuk promo lagu di beberapa radio dan membantu Killing Me Insede mempersiapkan album berikutnya, Rudye masih berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Satria. Berikut ini adalah perbincangan mereka :

  1. kenapa lo suka mengupload lagu-lagu cover dalam bentuk video?
Awalnya sih iseng doing. Karena ngggak ada kerjaan. Ternyata responnya lumayan bagus dari yang menonton. Jadinya mulai deh mencoba bikin video dengan kualitas bagus seperti covernya ”love the way you lie”. Cuma kerena alatnya minjem, jadi Cuma bisa bikin yang begitu sekali-kali saja hehe

  1. Sejauh ini seperti apa tanggapan terhadap video-video tersebut?
Ya tanggapan sih bermacam-macam. Mulai dari yang suka banget sampai yang nggak sukapun ya ada. Namanya juga dunia kan selalu ada dua sisi

  1. ada kesibukan lain selain menjadi additional Killing Me Inside dan jadi penyanyi solo?
Kesibukan lain sih paling bantu-bantu kerjaan om biarpunjarang, karena kebetulan bulan ini lagi promo untuk lagu religi saya itu

  1. bagaimana awalnya bisa jadi additional keyboards untuk Killling Me Inside?
Awalnya sih waktu Agung mengundurkan diri dari posisi bassist. Gua ditawarin untuk jadi additionalnya. Tapi berhubung gua kurang pas main bass, akhirnya jadi mein keyboard deh (sambil tertawa)

  1. kalau ada tanggapan-tanggapan yang kurang menyenangkan sejak menjadi additional Killing Me Inside, bagaimana lo mengatasinya?
Sejauh ini sih belum ada, tapi kalau ada yah itu hak mereka menilai sih dan gua sih gak akan melarang mereka berkomentar (sambil tertawa)

  1. Bagaimana mengatasi pro-kontra yang terjadi sejak lo resign dari Thirteen?
Pro-kontranya sih gak banyak ya. Jadi gua sih adem-adem aja. Sejauh ini kalaupun ada yang menghubung-hubungkan kepergian gua dari Thirteen dengan hal-hal yang menurut gua tidak benar, ya pasti gua coba jelasin ke orang yang bertanya

  1. Seberapa besar peran Thirteen, band yang sudah membuat lo dikenal orang banyak?
Thirteen sendiri itu berperan sangat besar. Karena waktu itu gua udah hampir berhenti ngeband, tapi tiba-tiba Thirteen tidak disangka malah disukai banyak orang. Jadi hal itu membuat gua semangat lagi bermusik dan belajar musik tentunya

  1. Sekarang kan lo sudah mulai sering tampil solo, apa yang membuat lo memutuskan untuk menjadi penyanyi solo?
Sebenarnya ini murni dukungan dari teman-teman. Karena awalnya gua kepingin bikin band aja gitu, tapi kata teman-teman ”mending elo solo aja” dan karena yang ngonong  sudah banyak, jadi ya gua coba aja dulu (sambil tertawa)

  1. Sejak kapan lo merencanakan untuk menjadi penyanyi solo? Dan genrenya ke arah apa?
Gak pernah kepikiran tuh jujur aja. Soalnya gua dulu sebenarnya pengen jadi drummer (tertawa). Kalau untuk yang solo ini sih macam-macam, tapi kedepannya mungkin mengarah ke rock dan pop

  1. dari beberapa lagu yang lo ciptain sendiri ketika masih di Thirteen, seperti love in the air, langit, dan beberapa lagu lainnnya, apakah ada rencana membuat album dalam waktu dekat?
Kalau dalam waktu dekat sepertinya belumsik, tapi kan gak tahu kali aja tahun depan keluar (tertawa), jadi ditnggu saja

  1. bila nanti ada pro-kontra dalam masalah genre dalam album atau musik lo kedepannya, bagaiman lo akan mengatasinya?
Ya balik ke quote gua, ”music is music and i love all kinds of music”, karena gua suka musik bukan dari genrenya, tapi dari apa yang bisa menyentuh emosi gua saja

  1. bagaimana pendapat lo dengan adanya pergeseran genre scene musik indie yang pindah ke mainstream?
Gak ada salahnya kok. Karena musik itu selalu berubah-ubah dan berovolusi. Seperti band-band metal diluar yang mengawali karir di dunia indie, kemudian ditarik label-label mainstream besar di Amerika sana. Mungkin yang membedakan cuma persepsi kita tentang mainstream itu sendiri

Itulah perbincangan dengan Rudye yang selalu mendapatakn dukungan dari kakak serta keluarganya dalam berkarir di dunia musik. Mungkin quotenya ”music is music and i love all kinds of music” bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih menghargai setiap karya dari band-band yang ada di Indonesia ini. Semoga kita dapat belajar untuk lebih mencintai musik Indonesia!

Killing Me Inside? What’s up dude?!


Line up Killing Me Inside yang dulu gue kurang faham. Pokoknya Sansan Pee Wee Gaskins pernah menjadi vokalisnya sebelum dia di ajak oleh Dochi Sadega bergabung dengan Pee Wee Gaskins, Josaphat Klemens tetap pada posisi gitaris sampai sekarang, dulu Josaphat ditemani dengan Raka Cyril Damar tapi si Raka udah pindah ke Vierra. Onadio Leonardo sebelum menjadi vokalis seperti sekarang, dulu dia jadi bassistnya, drummer sebelum Davi Frisya itu mungkin si Randy, sekarang Davi udah resmi ngundurin diri dari Killing Me Inside karena dia punya band baru yaitu Lheika dia juga jadi drummer disana, Oia Davi dulu sempat jadi drummernya Pee Wee Gaskins jaga loh dan akhirnya ngundurin diri kerena milih ngelanjutis studinya. drummer Killing Me Inside untuk saat ini di bantu oleh Putra. Sekarang Killing Me Inside menggandeng Rudye Nugraha Putra a.k.a Rudye sebagai additional keyboards dan Erlangga Wibisana a.k.a Tetsuya sebagai additional bassnya

Awal mulanya gue suka bukan dari kebencian, tapi dari ketidaktahuan makanya gue googling di internet. Apasih Killing Me Inside itu? Apa hubungannya dengan Pee Wee Gaskins? Waktu itu temen gue ada yang Tanya “eh cakepan mana onadio sama omo?” frontal aja gue jawab “ngga tau gue eh, onadio itu yang mana sih?” jieh die malah ngeledek “ngeh, masa lo ngga tau sih? Parah lo!” waw ini bocah tambah buat gue penasaran aja! Ooo akhirnya gue tau jawabanya (bagi yang ngga tauu googling aja yah sendiri, mumpug mbah googlenya masih hidup) ;p

Sembari gue googling, gue cari-cari lagu yang bisa dibuat refrensi dan akhirnya ketemu trus gue download dan akhirnya gue degerin tuh lagu. Lagu mereka yang pertama mampir di telinga gue itu lagu Tanpa Dirimu lagunya mellow-melow gimana gitu. Tapi yang paling gue suka dari lagu mereka yaitu TORMENTED
Sedikit cerita tentang lagu ini, katanya ini yang ciptain si onad karena dulu ada masa lalu kelam dengan kedua orang tuanya sampai-sampai dia di DO dasi SMAnya. Dan liriknya juga menyentuh, coba aja dengerin lagunya.

Naas keikutsertaan gue jadi Streetteam ngga disetujuin sama orang tua gue, mungkin mereka takut gue terjerumus dalam hal-hal negative. Mereka udah takut tuh gimana Killing Me Inside gimana personilnya, gimana tuh lagu-lagunya. Maklum lah orang dulu pakem sama peraturan-peraturan. Mungkin menurut mereka tattonya itu, padahal tatto itu seni yekan? Lagu genre scream? Orang dulu mah nggak suka genre begituan makanya rada aneh anaknya suka sama gernre yang seperti ini. Tapi gue ngga mau ngerusak pita suara gue gara-gara ngikut/suka aliran screm. So what? Ikuti apa adanya aja ;)






formasi Killing Me Inside saat bersama Sansan, Josaphat, Raka, Onadio dan Randy



 formasi Killing Me Inside saat bersama Josaphat, Onadio, dan Davi


formasi Killing Me Inside saat bersama Angga , Putra, Onadio, Rudye, dan Josaphat


Sedikit carita tentang “Pee Wee Gaskins”








Mungkin kita sudah ngga asing lagi dengan band yang satu ini. Pee Wee Gaskins digawangi oleh dochi sadega (bass, vocal), sansan (vacal, gitar), ayi (bass), omo (synthesizer), dan aldy (drum).

Awalnya dulu bener-bener ngga suka dengan keberadaan meraka. Kenapa? Itu karena pertama kali lihat v.clip Dari Mata Sang Garuda bener-berer rame dengan tinuninot tinuninot nya synthesizer dari Omo. Ditambah lagi si vokalis Muhammad Fauzan a.k.a Sansan (yang sekarang gue fans banget sama dia) dengan berpakaian jadul di v.clip tersebut

Memang dulu sulit telinga gue beradaptasi dengan sentuhan synthesizer yang disajikan oleh Pee Wee Gaskins. TAPI SEKARANG GUE SADAR! Itulah nafas musik baru yang asik, beda dari yang lainnya.
Lebaran tahun lalu, tepatnya tanggal (9 September 2010) hari itu juga gue mulai suka dengan Pee Wee Gaskins. Dan waktu itu memang mereka lagi manggung di acara musik Inbox SCTV. Wihh ngga nyangka banget! Band yang awalnya gue benci sekarang menjadi band yang paling gue senengin

Masalah keikutsertaan menjadi anggota dorks menjadi hambatannya sekarang. Dulu temen gue ngajak ikut, youda gue terima tawarannya. Ternyata gathnya pas banget dimana itu hari minggu dan gue paling ngga bisa khusus hari itu.maap maap aja ya gue ngga tau datang gath (Cuma tau 1 kali itupun diluar area) ;p
Gue pernah dikasih tau sama seseorang bahwa kalo suka Pee Wee Gaskins ngga musti harus jadi Dorks. Ibaratkan aja makanan Padang, kan ngga cuma orang Padang aja yang suka dan ngga musti orang Padang juga yang makan. Ya begitulah kira-kira pengibaratannya

Gue ngefans ke mereka juga ngga terlalu fanatik yah, jujur-jujuran aja. Pokok gue ngefans lahir dan batin tanpa ada paksaan dari pihak apapun dan pihak manapun. Meskipun kata orang-orang ”lo ngefans tapi ngga ada atribut ato merchnya..ngga asik ah” hhahha anggap aja angin lalu, sekali lagi gue tegasin suka ya suka tapi jujur aja gue ngga suka terlalu fanatik gitu. Cukup mengikuti dan mengghargai karya mereka aja lah, itu kata kunci gue